Send As SMS
Send As SMS

Thursday, July 28, 2005

Aku Dalam Diriku….

Aku adalah mahluk yang Allah ciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk, dengan kesempurnaan akal pikiran (QS At Tin : 4) inilah bedanya aku dengan sapi, aku diberi akal pikiran yang kugunakan seoptimal mungkin melahirkan ide , gagasan, budaya yang akan membawa manusia pada masa kejayaannya dimana akhlaq dan ilmu dijunjung mengubah konsep langit menjadi konsep bumi demi kesejahteraan manusia seantero bumi dan demi pengabdianku padaMu.

Aku diciptakan dari air yang hina kemudian Allah mengubahnya menjadi segumpal daging, ditiupkan ruh dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani (QS As Sadjah : 7-9). Unsur jasmaniah aku berasal dari sari pati tanah (QS Al Mu’minun : 12-14) artinya air mani (maaf…) yang akan menjadi cikal bakal aku adalah terdiri dari 1000 unsur tanah dan yang dikenal hanya 30 jenis saja, kita berasal dari sari pati tanah dan akan kembali ke tanah pula. Unsur unsure bumi inilah yang membentuk dorongan hawahu, dan kebutuhan biologis seperti makan, minum, seks, dan nafsu lainnya. Sedangkan ruhani yang fitri Allah ciptakan untuk senantiasa tunduk pada kebenaran dan kebaikan (QS. Al A’raaf : 172), kondisi ini dinamakan fitrah artinya terjaga kesucian dan kebersihannya, persaksian di alam sulbi ketika ruh ditiupkan adalah perjanjian pengakuan aku atas ketauhidan Allah, kemaha kuasaan Allah yang tidak boleh kita tandingi. Kemahakuasaan atas penciptaanNya, kekuasaanNya, aturanNya dan kerajaanNya.

Kondisi fitrah ini terpelihara sampai aku masuk pada fase aqil baligh, setelah aqil baligh apakah aku akan terus fitrah atau mengikuti jejak syetan yang melanggar perjanjian saat di alam sulbi tersebut ?. Semuanya bergantung pada usaha aku untuk tholabul ilmi, sehingga Allah memberinya hidayah untuk kembali pada kondisi fitrah dengan meneguhkan kembali perjanjian dengan Allah untuk tidak menyekutukanNya dalam hal apapun, sekecil apapun. Allah katakan dalam QS Al Balad 10 – 19 aku akan dihadapkan pada dua jalan yakni jalan yang baik dan yang buruk, jalan yang baik adalah jalan yang mendaki lagi sukar……..

Mengapa dan untuk apa aku diciptakan?

Aku diciptakan untuk :
Mengabdi kehadapanNya (QS Adz Dzaariyat:56), menjadi abid , menjadi hamba Allah
Menjadi kholifah fil ard (QS Al Baqoroh : 30) dengan kembali pada fitarh
(QS Ar Ruum : 30)

Hamba Allah

Mengabdi berasal dari dari kata abadan, abdi artinya menyerahkan secara totalitas semua yang kita miliki kepada Allah termasuk factor subyektif yang dimiliki aku kepada Allah. Posisi abid adalah posisi yang teramat hina, kalau dianalogikan (namun Allah tidak bisa dianalogikan) maksudnya posisi abid adalah hamba sahaya pada jaman Rasulullah adalah posisi yang tak punya kuasa sedikitpun sekalipun hak untuk hidup. Jika seorang majikan menginginkan hamba sahayanya pergi atau mati maka dibunuhnya lah ia, artinya posisi abid tak punya hak untuk bertanya, berpendapat, membantah , meminta, memohon termasuk hak untuk hidup sekalipun. Semuanya bergantung kepada si pemilik hamba sahaya tersebut. Begitu pun diri kita di hadapan Allah, kita tidak punya hak apapun yang ada hanyalah kewajiban untuk tunduk dan taat kepadaNya.

Kewajiban yang dimaksud adalah senantiasa mentaati semua perintah dan laranganNya tanpa reserve

Ciri-ciri hamba Allah adalah:
  1. Beriman dan beramal sholeh
  2. Keyakinan akan Allah dibuktikan dengan keyakinan hati, diucapkan dengan lisan dan beramal sholeh
  3. Memfungsikan 3 indera (pendengaran, penglihatan dan hati) sesuai dengan kehendak Allah bukan berdasar selera diri ( QS An Nahl : 78)

Proses untuk menjadi hamba Allah :

  1. Sadar akan posisi diri sebagai manusia untuk mengabdi
  2. Taubat, menyadari , menyesali kesalahan dan bertekad untuk tidak akan mengulanginya
    Amal sholeh, amal yang dilakukan dengan sadar untuk atas nama Allah bukan karena pamrih

  • Kholifah fil ard

    Kholifah adalah pemimpin, kholifah fil ard adalah pemimpin di muka bumi. Setiap diri adalah pimpinan untuk dirinya, keluarganya dan masyarakatnya. Posisi kholifah sangat bertolak belakang dengan posisi hamba namun paradok ini adalah suatu tatalitas jati diri mukmin. Disamping sebagai hamba di hadapan Allah juga sekaligus sebagai pimpinan di muka bumi, di hadapan mahluk dan pemimpin sebagai kepanjangtanganan dari posisi Allah sebagai raja.

    Pemimpin untuk dirinya sendiri, ia bertanggung jawab atas amanah tubuh dan jiwanya untuk mengabdu hanya kepada Allah. Pemimpin dalam keluarga ia bertanggung jawab memimpin, mendidik, membimbing, menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka. Sedangkan pemimpin bagi seluruh alam adalah ia bertanggung jawab atas amanah sumber daya alam dan manusia dan apapun yang Allah beri kepada seluruh manusia untuk digunakan dimanfaatkan dan diatur sesuai dengan keinginan sang maha mencipta sehingga menjadi rahmatan lil alamin: (QS Al Ambiyaa : 107)
  • Ciri-ciri kholifah :
    - Hamba Allah yang sholeh
    - Beriman dan beramal sholeh dengan sabikul bil khoirot

    Apa yang aku miliki untuk melaksanakan tugas dan fungsiku?

    Ketika manusia dalam keadaan bayi, yang lemah dan tak berdaya Allah memberi sumber daya dan sumber dana untuk mengemban amanah dalam menterjemahkan, merealisasikan fungsi dirinya sebagai kholifah. Sumber daya dan sumber dana ini titipan yang harus dimanfaatkan dalam rangka penegakkan dien Allah.

Dengan kata lain sumber daya dan sumber dana ini kita sepakati namanya sebagai sebuah potensi, potensi tersebut adalah :
- Akal
- Hati
- Pendengaran
- Penglihatan
- Rizki
- Alam sekitar
- Bakat

Semuanya harus dikerahkan sekecil apapun untuk menterjemahkan fungsinya, jangan pernah ada setitik pun potensi yang dimiliki tercecer dari tugas dan fungsi diri sebab kita akan mempertanggungjawabkan amanah yang telah Allah beri kepada kita

Hamba Allah yang Papa










0 Comments:

Post a Comment

<< Home