Send As SMS
Send As SMS

Thursday, February 16, 2006

MENYOAL KEMISKINAN BANGSA

Indonesia tercinta nampak dari luar sebuah kawasan yang luas dengan kekayaan hayati, kekayaan bumi dan juga lautan tetapi tidak membuat rakyatnya tersenyum lega. Jamrud khatulistiwa kebanggaan seluruh negeri berubah rupa menjadi bencana penghancur. Kini Ibu Pertiwi benar-benar sedang bersusah hati

”....air matanya berlinang,mas intan yang kau kenang…hutan gunung sawah lautan…simpanan kekayaan kini ibu sedang lara, merintih dan berdo’a….” benar mas, intan, hutan gunung, sawah dan lautan kini sudah tergadai tak ada lagi yang bisa dibanggakan dari negeri yang kaya raya.

Tidak hanya kemiskinan fisik yang dialami mulai dari banjir, longsor, gempa, kecelakaan pesawat, kapal feri walaupun musibah ini bukan disengaja, namun ulah manusia adalah sebab yang konkrit timbulnya bencana, ditambah lagi dengan kondisi ekonomi rakyat yang semakin hancur dengan naiknya minyak bumi dunia sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi, rusaknya pertanian rakyat , pemberhentian pegawai besar-besaran di hampir setiap kawasan industri, sehingga stress dan depresi banyak dialami oleh sebagian masyarakat, terbukti dengan meningkatnya pasien yang mengalami gangguan jiwa hingga 100% sejak Oktober tahun lalu di RS Ghrasia dan RSUP Yogyakarta

Kemiskinan fisik yang dialami masyarakat tentunya akan sangat berdampak terhadap mentalitas bangsa, untuk memenuhi segala kebutuhannya maka segala cara akan dilakukan orang. Sulit menentukan siapa yang salah jika kejahatan dilakukan untuk memenuhi rasa lapar, ada anekdot yang membuat nyeri…

Harga BBM naik maka rakyat miskin akan berkurang??

Orang miskin yang biasa naik angkot sekarang jalan kaki
Ketabrak metromini yang sopirnya stress karena setoran tekor
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin lapar tidak mampu membeli beras dan minyak tanah
Lalu nyolong ayam ketahuan warga, digebugin
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin berlama-lama menahan lapar,
Lalu mengidap busung lapar
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin sakit kena flu burung, tidak bisa ke dokter
Karena tak punya uang
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin mau minum tak punya air masak
Karena tak punya minyak tanah,minum air mentah jadi muntaber
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Seorang janda miskin tak bisa biaya keluarga
Menjual diri lalu terkena AIDS
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Seorang Bapa stress baru di PHK, kantornya gulung tikar
Tiduran di rel kereta api lalu tergilas
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Seorang pemuda putus sekolah tak punya biaya
Jadi pengamen, dikejar tibum lari...lalu ketabrak bus
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin ingin mau menyalakan lampu
Listriknya tidak ada, nyolng listrik ke kabel PLN
Lalu kesetrum. Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Anekdot tak lucu itu memperlihatkan adanya korelasi antara kemiskinan fisik dengan kemiskinan mental, pantas saja Rasulullah berkata bahwa kemiskinan adalah musuh yang harus diperangi.

Semestinya kemiskinan fisik ini harus menjadi energi yang besar untuk mengubah mental menjadi lebih kuat, mental yang siap bertahan dalam kondisi apa pun. Sebagai anak negeri kita harus bangun dari keterpurukan agar menjadi bangsa yang memiliki harga diri dan sikap mental yang disegani bangsa lain. Kemiskinan seharusnya bukan alasan kita untuk berbuat salah. Tak ada yang lebih berharga selain kita mati dengan memiliki harga diri.

Namun bukan tidak mungkin jika ada orang yang berkali-kali dengan sengaja melakukan kejahatan dan berkali-kali juga keluar masuk penjara dengan motif agar ia ditangkap untuk dimasukkan di penjara, karena saat ini penjara adalah satu-satunya tempat yang memberikan tempat untuk berlindung (rumah) dan mendapatkan jatah makan 3 kali sehari secara gratis (tidak perlu sewa rumah, tak perlu bayar lsitrik, ledeng dan tak perlu mengeluarkan uang untuk makan). Bagaimana jika pemikiran ini benar-benar dialami oleh sebagian besar masyarakat? siapa yang patut disalahkan??

Jadi ingat dagelan si Daan Project P, untuk menjadi bangsa yang bermental tinggi maka semuanya harus dinaikkan.........(maksudnya menaikkan mental bangsa he....)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home